Semua pengetahuan yang saya miliki, orang lain pun dapat memilikinya,tapi, hati saya, hanyalah milik saya.~Johann Wolfgang Von Goethe~

Laman

Belajar Sambil Mengajar

11 Juni 2011 | 17:39 wib

image
Magelang, CyberNews. Konsep pendidikan Padepokan Desa Bahasa bisa dibilang unik. Di padepokan ini setiap siswa adalah guru bagi dirinya dan siswa yang lain. Mereka bergantian menjadi guru untuk mengajarkan Bahasa Inggris.
Dengan cara ini, seorang anak akan terpacu untuk lebih banyak belajar sehingga menguasai materi dengan cepat. Mereka juga akan belajar untuk lebih bertanggungjawab.
"Ada anak yang nakal dan suka berkelahi. Setelah lima pertemuan ia saya minta untuk mengajari yuniornya. Meski awalnya takut dan malu namun ia bisa juga mengajar," kata Hani Sutrisno.
Menjadi 'guru' ini ternyata juga mampu mendewasakan pemikiran si anak. Ia tidak lagi nakal dan suka berkelahi lagi. Ketika ditanya, ia mengaku malu jika sampai dilihat oleh yuniornya.
Selain itu, Padepokan Desa Bahasa juga mengajarkan bahasa Inggris lewat permainan. Seorang anak tidak hanya duduk manis untuk mendengarkan guru mengajar. Mereka belajar kosa kata bahasa Inggris lewat berbagai permainan tradisional. Mulai egrang, sudamanda, laba-laba, balap karung dan lainnya.
Saat bermain, anak-anak tersebut wajib menggunakan bahasa Inggris. Cara ini untuk membiasakan seorang peserta didik untuk lebih mengenal dan memahasai bahasa dari Negeri Pangeran William tersebut.
"Ini sebenarnya cara kami untuk mengatasi kenakalan remaja. Seorang anak dengan pendidikan rendah dan ekonomi pas-pasan cenderung terlibat pergaulan tak jelas. Kami memberi mereka aktifitas yang berguna untuk masa depan mereka," jelas Hani.
Konsep ini merupakan salah satu strategi untuk menjadikan Desa Ngargogondo sebagai Internasyional Community Village. Selaian Bahasa Inggris, masyarakat juga diajari bahasa Jawa Krama Inggil, dan bahasa asing lainnya.
"Satu cita-cita saya yang belum terwujud adalah Istana Fakir Miskin. Lewat Istana ini kita akan berdayakan anak yatim piatu dan fakir miskin. Mereka menjadi bagian keluarga kami. Dengan demikian pendidikan dan biaya kehidupan mereka juga kami tanggung," kata Hani.
Lewat Istana Fakir Miskin ini, Hani berharap akan semakin banyak anak-anak sebangsanya yang bisa mengenyam pendidikan, memeroleh pengetahuan dan ketrampilan sehingga mampu meraih kemandirian hidup.
( MH Habib Shaleh /CN34 )
Powered by Telkomsel Blackberry

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/pendidikan/newsdetail/48639/Belajar-Sambil-Mengajar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons