Semua pengetahuan yang saya miliki, orang lain pun dapat memilikinya,tapi, hati saya, hanyalah milik saya.~Johann Wolfgang Von Goethe~

Laman

Desa Bahasa

Perkembangan dunia dalam informasi dan komunikasi akhir2 ini menunjukan bahwa kekuatan ilmu pengetahuan tidak terbatas kita dapat mengambil sebuah pemandangan lebih dekat. Pada efek pengembangan ini dimana komoditas petani lebih lemah walaupun tersembunyi, standar hidup yang rendah, korupsi dan tindak kriminal terjadi dimana-mana. Kami sangat menyesal karena menjadi tamu dirumah kami sendiri.
Sumberdaya masyarakat indonesia masih dibawah negara - negara berkembang lainya. Kenyataanya indek perkembangan manusia HDI (Human Development Index) di Vietnam yang mana kemerdekaanya lebih lebih muda dari Indonesia lebih tinggi indek perkembangan HDI di Indonesia. Desa bahasa dalam upaya merubah keadaan, memperkuat jaringan - jaringan, mengangkat standar kwalitas kehidupan sehingga Indonesia menjadi sebuah bangsa yang dihormati.
Sejarah Desa Bahasa
Ngargogondo adalah desa yang nyaman, disatu sisi desa yang berada dikawasan gunung menoreh mempunyai potensi alami yang mempunyai sebuah peran penting dalam pengembangan desa. Dengan semangat penduduk untuk kemajuan dan pengembangan, adalah hal pokok untuk membuat Ngargogondo sebagai obyek dikawasan tujuan pariwisata Borobudur.
Bagaimanapun juga disisi lain, ngargogondo sudah jatuh dibalik banyakya informasi global, komunikasi dan teghnologi. Masyarakat di Ngargogondo kebanyakan masih belum terpelajar / tidak sekolah.
Dengan populasi 1.475 penduduk pada 2005, berikut data tingkat/taraf pendidikan desa di Ngargogondo.
1. Lulusan akademisi / universitas : 17 orang
2. Lulusan SMA  : 93 orang
3. Lulusan SMP : 218 orang
4. Lulusan SD : 554 orang
5. Tak sekolah : 136 orang
Data diatas menunjukan tarif pendidikan didesa sangatlah minim. Hal ini menggerakan Mr.Hani Sutrisno untuk mengengembangkan desa, dia mempunyai sebuah mimpi untuk membuat desanya lebih maju dan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dari masyarakat di desa dengan mempelajari bahasa asing.
Mr. Hani meminta pada beberapa temanya untuk membantu mengenbangkan desanya. Dia ingin membuat sebuah “Padepokan Bahasa” di desa. Seperti sebuah kursus Bahasa Inggris, dia mencoba dengan keras untuk menjadikan itu jadi nyata.
Dia menyarankan banyak orang di desa untuk belajar bahasa Inggris dengannya. Mereka tidak dipungut biaya untuk belajar, dengan kata lain gratis. Dia meminta perhatian kepada semua masyarakat desa untuk mendukung rencananya. Untungnya rencananya mendapat dukungan banyak masyarakat desa, termasuk pemerintah daerah Ngargogondo, kemudian dia meminta ijin ke pemerintahan yang lebih tinggi.
Oleh karena itukad baik dari Mr. Hani, Pemerintah Kab. Magelang bidang Pariwisata (DEPARTA) dan bidang pendidikan nasional (DEPDIKNAS) memberi beberapa uang sebagai sumbangan untuk mendukung recananya. Akhirnya impiannya menjadi nyata dia menggunakan rumahnya menjadi pusat “Padepokan Bahasa”. Mr. Hani meminta beberapa temannya yang pintar berbahasa Inggris untuk menjadi relawan sebagai guru pengajar.
Pertumbuhan dan Permasalahan di “Padepokan Bahasa”
Pertama, padepokan bahasa dapat berjalan sesuai rencana. Masyarakat di desa mempunyai semangat yang bagus untuk belajar Bahasa Inggris. Hampir semua masyarakat di desa ikut serta mendukung kursus di waktu ke waktu, murid-murid di Padepokan Bahasa semakin bertambah ada beberapa dari luar desa yang tertarik untuk belajar disana. Sesuai dengan semangat dari masyarakat yang belajar disana pada waktu itu. Padepokan bahasa tampak akan menjadi hebat di masa mendatang. Tidak hanya Bahasa Inggris, Mr. Hani juga ingin memberikan bahasa asing lainnya untuk dipelajari di padepokan bahasa seperti bahasa Jepang, Prancis dan Mandarin.
Sebab dukungan dan peran serta masyarakat di Ngargogondo, padepokan bahasa dapat tumbuh dengan baik. Mr. Hani dan kawan-kawan mempunyai sebuah ide/ pemikiran/ gagasan untuk mengubah nama padepokan bahasa menjadi “Desa Bahasa” gagasan ini untuk membuat desa menjadi sebuah desa yang terkenal. Dengan nama desa bahasa harapannya Ngargogondo akan menjadi lebih terkenal. Setidaknya di kecamatan Borobudur. Dan dimasa mendatang Ngargogondo akan diresmikan sebagai “Desa Bahasa” bagaimanapun secara mendasar desa bahasa telah didirikan untuk membuat masyarakat di Ngargogondo menyadari dan memberi perhatian akan pentingnya bahasa asing, kursusnya bahasa Inggris di area pariwisata seperti Borobudur.
Bagaimanapun juga, kenyataanya tidak selalu sama dengan perencanaan, selalu ada masalah yang menjadi hambatan/ penghalang menuju sukses/ berhasil. Intinya masalah juga terjadi di padepokan bahasa ketika mereka mencoba bangkit. Padepokan bahasa adalah proyek sosial, tidak seorangpun yang ingin mendapat keuntungan dari situ, semuanya dilakukan secara sukarela.
Sayangnya ada sekelompok orang dari dalam desa yang mungkin merasa cemburu/iri atas pertumbuhan padepokan bahasa kemudian mereka mencoba mempengaruhi masyarakat Ngargogondo dengan rumor bahwa padepokan bahasa adalah proyek dari Mr. Hani dan kawan-kawan untuk mendapat keuntungan materi, masyarakat terpengaruh dengan rumor itu, dan padepokan bahasa dalam masalah yang serius.
Mr. Hani dan kawan-kawan mencoba meyakinkan penduduk bahwa rumor itu sepenuhnya bohong. Mr. Hani dan kawan-kawan tulus ingin menjaga produk penduduk di desa tanpa mendapat keuntungan materi dari itu. Bagaimanapun juga jumlah murid di Desa Bahasa menurun dari waktu-kewaktu tetapi Mr Hani dan kawan-kwan selalu mencoba dengan gigih untuk menjaga eksistensi dari Desa Bahasa sejak mendirikan Desa Bahasa sampai sekarang. Mr Hani dan kawan-kawan telah mengajari kira kira 400 siswa.
Peresmian Desa Bahasa oleh Menteri Pendidikan Nasional Indonesia
Pada kenyataanya aktifitas Desa Bahasa telah berjalan sejak 1998, tetapi baru diresmikan mendiknas Mr Bambang Sudibyo pada 28 Januari 2007 (Seputar Indonesia 2007 hal 4 )
Bapak Menteri Peresmian Desa Ngargogondo sebagai Desa Bahasa pertama di Indonesia. Beberapa waktu sebelumya tahun 2003 sebelum menteri pendidikan nasional Bapak A Malik Fadjar Desa buku di taman di Kyai Langgeng Kota Magelang sekarang seperti mati sebab aktifitas di Desa Buku tida aktif (Kompas Senin 29 Januari 2007 hal 12)
Pada kesempatan peresmian Desa Bahasa di Ngargogondo bapak Bambang Sudibyo tiba saat hujan turun / musim hujan dengan istrinya ditemani sekelompok pejabat pemerintahan seperti Bupati Magelang Bapak Singgih Sanyoto kepala kantor pendidikan nasional Jawa Tengah dan lain-lain. Masyarakat di Desa Ngargogondo kagum/heran melihat pak mentri.
Acara dimulai pukul 11.00 siang sampai jam 3 sore dibuka oleh ketua panitia dan kemudian dilanjudkan oleh sambutan dari pemerintah sekitar, sebelum pidato dari Bapak Mentri dan akirnya tanda tangan diatas batu nisan yang menunjukan bahwa tujuan utama pada acara itu secara resmi terlaksana “Desa Ngargogondo didirikan sebagai “ Desa Bahasa sebelum penandatanganan Bapak Mentri memberi beberapa kesempatan kepada para hadirin seharusnya siswa-siswa dari Desa Bahasa untuk bertanya tentang eksistensi Desa Bahasa di masa mendatang. Selama acara berlangsung beberapa pertunjukan seni tradisional dari Desa unjuk kebolehan untuk berpartisipasi. Wutahnya sholawatan pitutur dan tari Bali.
Dalam pidatonya menyatakan bahwa acara ini sebagai sebuah moment yang menunjukan sebuah kebangkitan di Desa Ngargondo tentang pentingnya komunikasi di era global. Di era global yang harusnya B. Inggris. Dalam hal Desa Bahasa di Ngargogondo diharapkan untuk menjadi sebuah contoh yang baik di desa lainya. Pemerintah akan mendukung yang mempunyai niat baik dalam penguasaan Bahasa Global. Bapak Mentri tidak mengabaikan Bahasa Nasional (Indonesia) dan beberapa Bahasa Tradisional yang ada dalam hal ini, Bahasa Jawa karena Bahasa Jawa merupakan warisan Budaya Jawa (Kedaulatan Rakyat 29 Januari 2007)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons